Prolog



Prolog 

Di pagi-pagi buta menjelangnya matahari terbit aku berlari menuju ke kamar mandi yang berada di lantai 1 tepatnya di bawah kamarku berada.

Aku berlari-lari tergesah-gesah hingga tak tahan akan rasa mulasnya perutku ini.

Raungan perut yang semakin kencang serta seakan-akan memberontak seperti terdapat peperangan cacing di dalam perutku ini sehingga membuatku memeganginya dengan kedua tanganku.

Memegang dengan kedua tanganku sambil sedikit kutekan perutku agar bisa menghambat rasa mulasku.

Dengan berlari dengan sedikit membungkuk, aku berusaha berlari menuju kamar mandi sambil menahan rasa mulasku.

Sesampainya di tempat kamar mandi, tepat aku berada di depan pintu masuk kamar mandi.

Terlihat pintu kamar mandi yang tertutup rapat sehingga aku menggedor-gedornya dengan keras.

“Doorr doorrr dooorr”

Sekuat tenaga aku berusaha memukulkan tanganku ke pintu kamar mandi, walau tenagaku sedikit lemah di karenakan energiku tertahan dengan energi rasa mulasku.

“Ayolahhh siapa yang di dalam nihhh”

Sambil memegang perut dan meloncat-loncat kecil di depan pintu masuk kamar mandi.

Aku terus mencoba menggedor-gedor pintu kamar mandi.

“Dooorr doorrr dooorrr”

Hingga berkali-kali berusaha menggedor pintu kamar mandi agar orang di dalam bisa mendengar hentakan tanganku hingga akhirnya membukakan pintu untukku.

Rasa mulasku sudah mulai mencapai batasnya hampir berada di pucuk.
Tidak ada jalan pilihan lagi apa yang harus aku lakukan, hanya jalan inilah satu-satunya bagiku agar terselamatkan.

“Ahhh siall tak ada pilihan lagi akan ku dobrak nih”

Berusaha mengangkat kakiku dengan sekuat tenaga aku menendang pintu kamar mandi dengan kaki kananku.

“Bruaaakkk”

Pintu kamar mandipun akhirnya rusak dan terbuka lah.

Terkejutnya aku di karenakan di dalamnya tak ada orang satupun.

“Ehhh, tak ada orang disini”

Melihat keseluruh sudut kamar mandi yang ternyata kosong tak ada orang satupun di dalamnya.

Aku mulai berfikir sejenak tentang kejadian ini.

“Ahhhhh tidakkkk, aku lupa untuk membuka tuas pintunya”

Kecerobohan yang aku lakukan yang hingga tidak kusadari bahwa aku tidak membuka pintu dengan memegang tuas lalu menekannya ke bawah dan malah menggedor-gedornya dengan keras.

Yang paling buruk aku malah mendobrak paksa hingga pintu kamar mandiku rusak.

“Ahhh aku pasti kena marah nihh”

Sambil memegang kepalaku dengan kedua tanganku dan menyesali akan perbuatanku hari ini.

“Eh kenapa aku diam saja, ah sudahlah masa lalu biarkan berlalu sekarang waktunya berakkkkkkkkkkkk-si”

Tak pikir panjang aku langsung melepaskan celanaku serta sempak.

Langsung duduk di tempat bersemedi, aku mengeluarkan semuanya di sana.

Dengan sekuat tenaga seperti berada di mode super saiya, aku mengeluarkan semua isi yang membuatku mules.
 
“Preeeetttt”

Alunan nada bunyi kentutku yang indah serta bau kentut yang semerbab baunya aku nikmati.

Ku hirup dalam-dalam udara segar kentutku.
 
“Uuuhuuuuuugggg ternyata kentutku bau juga”

Satu persatu kotoranku jatuh ke dalam toilet.

“Plungggg”

“Mantap jiwa,,,, sungguh nikmat sekali eek di pagi hari”

Setelah merasa semuanya sudah keluar yang membuat perutku sudah membaik  dan rasa mulas di perutku sudah mereda.

Akupun mengambil shower air yang berada di samping tempat aku bersemedi.
Menggenggam dengan tangan kananku lalu mengarahkannya ke tempat yang kotor XD.

Membersihkan hingga bersih dan menyeboknya dengan tangan kiri
“sungguh nikmat sekali”

Setelah semuanya bersih aku menaruh kembali shower air.

Memandang sejenak ke arah toilet yang penuh dengan kotoranku.
Berdiam diri seakan-akan fokus melihatnya.

“Zzzzzzzzz”

“Wah ternyata eekku gede-gedenyah tak kusangka perutku mukes banget”

Menekan tombol pembuangan air toilet untuk menghilangkan kotoranku.

Satu persatu kotoranku nyelem kedalam toilet.

“breeeekkkk”

Alunan bunyi air mengalir menenggelamkan kotoranku terdengar keras di sertai gemuruh.

Namun yang membuat diriku penasaran terdapat satu eekku yang tak hilang-hilang tak mau menyelam kedalam.

“Hehhh apa ini masih tersisa satu ternyata”
Menekan tombol pembuangan lagi.

“baiklah kali ini kau akan pergi,,,, dah”

Air berputar-putar terlihat seperti pusaran air yang menarik benda serta memakanya kedalam pusaran air.

Akan tetapi kotoranku tak hilang-hilang.

“Eh kenapa tak  mau nyelem-nyelem sih”

Aku kembali mencoba menekan tombol pembuangannya.

Namun tetap saja tak membuatkan hasil.

“Ahhh membuatku kesal saja”

Menekan-nekan tombol berkali-kali hingga air toilet banjir hampir meluap keluar dari toilet.

Tak membuatkan hasil bagiku membuat aku terus mencoba dengan terus menekan tombol pembuangan.

Sambil memperhatikan kotoranku serta pusaran air yang berputar.

Tanpa kusadari aku seperti tak sadarkan diri, pandanganku selalu terfokuskan akan pusaran air itu seperti terhipnotis dengannya dan seakan-akan diriku tertarik kedalamnya.

Sehingga tanpa kusadari pandanganku menjadi gelap dan aku mendengar suara kerumuhan bayak orang di sekitarku.

Suara yang sangat ramai terdengar jelas di telingaku.

Perlahan aku membuka kedua mataku dengan secara bersamaan dan perlahan demi perlahan aku membuka mataku.

Aku melihat banyaknya orang sedang berbelanja di sebuah tempat seperti pasar yang terletak di daerah perkotaan yang masih alami hingga masih terdapat unsur pedesaanya.

“Mari di coba makanannya”

“Ikan ikan ikan segar”

Suara para pedagang dan pembeli yang saling tawar menawar harga tak asing bagiku terdengar di pusat perbelanjaan.

“Sayur hijau”

“Bu, ini berapa seikatnya”

“Ohhh murah kok hanya .... “

Aku sangat merasa binggung akan hal ini.

“Ehhh kenapa aku di sini bukankah aku tadi sedang meyiram eekku”

“sebenarnya apa yang terjadi pada diriku sekarang, aku berada di mana??? Apakah aku masih berada di jepang,,,, dan bukankah aku sedang berada di kamar mandiku” 

Memikirkan hal ini di dalam hatiku yang paling dalam.

“Kyyyaaaaaaaaaaaaaaa”

Terlihat salah satu wanita tepat berada tak jauh di hadapanku dengan menatapku seperti ketakutan serta menutup matanya dengan kedua tangannya.

Sebuah teriakan keras yang menjadi pusat warga sehingga para warga di sekitarnya menanggapi akan teriakan wanita itu.

“Kyaaaaaaaaaa penjahat kelamin”

Sambil menunjukan jarinya kearahku”

“Ehhhhhh aku,,, aku penjahat kelamin”

Sambil menunjuk diriku sendiri.....

Comments

Popular posts from this blog

Novel Kokugensou wo Item Cheat de Ikinuku Bahasa Indonesia

Novel Nidoume no Jinsei wo Isekai de Bahasa Indonesia

Review Novel Dungeon Seeker Bahasa Indonesia